Beberapa waktu lalu, negeri kita dihadapkan dengan wacana dan berbagai polemik tentang mobil murah atau LCGC (Low Cost Green Car). Tak hanya sekedar wacana, penerapan dan produksinya dalam keseharian ini menjaring banyak masukan dari berbagai elemen masyarakat yang peduli kehidupan berbangsa; mulai dari produsen mobil hingga masyarakat kebanyakan. Sebagaimana Sewa Mobil di Surabaya dan kita semua yang memantau isu dan fakta ini di berbagai media, banyak komentar dan tanggapan negatif pada isu wacana tersebut meski ada pula yang mendukung. Salah satu contoh berita keberatan dari produsen seperti ini: http://www.beritasatu.com/mobil/215681-produsen-mobil-mewah-dukung-penghapusan-mobil-murah.html.
Tentu saja, pengadaan LCGC atau mobil murah ini berpengaruh terhadap semua bidang selain hanya sekedar membantu penciptaan lapangan kerja pada pihak produsen dan distributor. Adanya LCGC ini bisa juga mengguncangkan sistem dalam masyarakat yang selama ini telah terbangun. Pengaruh ini mengakibatkan korban yang tidak sedikit. Sewa Mobil Surabaya memikirkan beberapa efek samping berikut ini:
1. Mengurangi omzet gerai mobil bekas. Banyak diantara kita yang sangat mungkin akan lebih memilih menggunakan mobil (membeli) baru ketimbang yang bekas. Harga mobil bekas akan sangat jatuh dan gerai mobil tersebut akan mengalami kerugian, padahal dia harus menutupi ongkos pembelian mobil bekas tadi dari pemiliknya. Meski terkadang, kita juga menjumpai beberapa orang yang fanatik terhadap merek tertentu karena pertimbangannya dengan berbagai hal.
2. Semakin meruncingnya persaingan di masyarakat. Saat motor dijual mudah (dengan mengajukan persyaratan kredit dengan uang muka dan angsuran yang ringan), terjadi pergolakan di masyarakat dan pengemudi angkot yang mengeluh karena banyak penumpang yang memilih mengendarai motor karena lebih irit. Apalagi bila ada LCGC.
3. Kerja Pak Polisi Jalan Raya akan semakin berat. Sewa Rental Mobil Surabaya melihat kebutuhan yang tak sebanding antara bertransportasi nyaman dengan ketersediaan jalan yang semakin sempit dan membuat macet. Belum lagi diperparah oleh sikap yang kurang menjunjung etika dari beberapa pengguna jalan raya. Benturan antar kendaraan pun bisa terjadi ketika jalanan dalam kondisi padat dengan jarak antar kendaraan yang pendek.
4. Anggaran untuk pos jalan dan lalu-lintas semakin besar. Ada banyak kebutuhan suatu wilayah yang berhubungan dengan banyak hal pada publik. Misalnya saja kesehatan masyarakat, pendidikan dan lain-lain. Tapi akan dibutuhkan tambahan anggaran lebih banyak untuk menambah dan memperbaiki jalan-jalan yang perlu dibenahi. Selain itu sebuah mobil tentunya mempunyai konsumsi BBM yang lebih banyak dari sebuah motor.
5. Mengganggu pasar mobil yang telah ada. Banyak merek mobil dari produsen berbeda dengan pangsa pasarnya sendiri. Mengingat lagi bahwa mobil adalah kebutuhan barang mewah meski kadang sebagian orang juga memasukkannya sebagai komponen investasi, LCGC ini akan cenderung merusak pasar. Belum lagi harga suku cadang secara keseluruhan juga akan drop. Mungkin ini bagus buat konsumen, tapi... rasanya kita akan kesulitan juga untuk mengenali antara barang asli, palsu dan KW dari segi harga.
6. Fasilitas LCGC tidak sebanding dengan mobil dengan harga dan kelas di atasnya. Hal ini terkait dengan fitur keamanan. Kemungkinannya, dari kondisi ini kita akan menjumpai semakin banyak kecelakaan yang melibatkan mobil. Padahal dengan fitur keamanan standar yang tertanam di mobil massal saat ini saja kecelakaan masih kerap terjadi dengan adanya korban nyawa.
Ketika ada wacana tentang LCGC yang mencuat, publik sebenarnya bertanya-tanya apakah mobil tersebut adalah proyek mobil nasional ataukah mobil yang diproduksi oleh produsen mobil massal dengan label mobil murah. Dan ketika dalam kenyataan kita jumpai adanya LCGC dengan kisaran mobil berharga seratus jutaan (atau bahkan dibawahnya) ini, agaknya banyak masyarakat tersebut yang juga melihat bahwa kualitas serta fitur yang ditawarkan tidaklah sama dengan mobil dengan kisaran harga dua ratus jutaan.
Kemungkinan yang terjadi adalah pihak rental mobil pun akan mengkoleksi mobil murah tersebut. Hanya saja, harganya juga akan terbanting karena bandrol harga belinya pun tidak mahal. Bisa dipastikan kondisi ini juga akan menghancurkan Harga Standar Rental Mobil pada umumnya atau rental mobil yang mempunyai jajaran armada mobil 'standar' pada saat ini.
Tapi, ketika kita melihat adanya indikasi bahwa mobil LCGC tersebut kurang dari segi fitur, Rental Mobil Surabaya melihat bahwa hal ini bukanlah pesaing jajaran mobil saat ini dengan fitur keamanan standar. Jadi, rasanya jajaran armada Rental Mobil Murah di Surabaya pun tidak terpengaruh atau hanya terpengaruh sedikit karena Sewa Mobil Surabaya menggunakan mobil penumpang dengan cc bahan bakar yang tinggi. LCGC dengan tenaga dan konsumsi bahan bakar cc yang rendah (1000 - 1200 cc) pada umumnya akan beresiko jika digunakan antar-kota dengan jarak yang jauh. Belum lagi kemantapannya bila harus mengunyah tanjakan dan kelokan yang curam. Karena bobot LCGC ini juga tergolong ringan (meski sepeda motor masih relatif lebih ringan) sehingga beresiko pada kestabilannya jika digunakan di daerah berangin kencang.
1. Mengurangi omzet gerai mobil bekas. Banyak diantara kita yang sangat mungkin akan lebih memilih menggunakan mobil (membeli) baru ketimbang yang bekas. Harga mobil bekas akan sangat jatuh dan gerai mobil tersebut akan mengalami kerugian, padahal dia harus menutupi ongkos pembelian mobil bekas tadi dari pemiliknya. Meski terkadang, kita juga menjumpai beberapa orang yang fanatik terhadap merek tertentu karena pertimbangannya dengan berbagai hal.
2. Semakin meruncingnya persaingan di masyarakat. Saat motor dijual mudah (dengan mengajukan persyaratan kredit dengan uang muka dan angsuran yang ringan), terjadi pergolakan di masyarakat dan pengemudi angkot yang mengeluh karena banyak penumpang yang memilih mengendarai motor karena lebih irit. Apalagi bila ada LCGC.
3. Kerja Pak Polisi Jalan Raya akan semakin berat. Sewa Rental Mobil Surabaya melihat kebutuhan yang tak sebanding antara bertransportasi nyaman dengan ketersediaan jalan yang semakin sempit dan membuat macet. Belum lagi diperparah oleh sikap yang kurang menjunjung etika dari beberapa pengguna jalan raya. Benturan antar kendaraan pun bisa terjadi ketika jalanan dalam kondisi padat dengan jarak antar kendaraan yang pendek.
4. Anggaran untuk pos jalan dan lalu-lintas semakin besar. Ada banyak kebutuhan suatu wilayah yang berhubungan dengan banyak hal pada publik. Misalnya saja kesehatan masyarakat, pendidikan dan lain-lain. Tapi akan dibutuhkan tambahan anggaran lebih banyak untuk menambah dan memperbaiki jalan-jalan yang perlu dibenahi. Selain itu sebuah mobil tentunya mempunyai konsumsi BBM yang lebih banyak dari sebuah motor.
5. Mengganggu pasar mobil yang telah ada. Banyak merek mobil dari produsen berbeda dengan pangsa pasarnya sendiri. Mengingat lagi bahwa mobil adalah kebutuhan barang mewah meski kadang sebagian orang juga memasukkannya sebagai komponen investasi, LCGC ini akan cenderung merusak pasar. Belum lagi harga suku cadang secara keseluruhan juga akan drop. Mungkin ini bagus buat konsumen, tapi... rasanya kita akan kesulitan juga untuk mengenali antara barang asli, palsu dan KW dari segi harga.
6. Fasilitas LCGC tidak sebanding dengan mobil dengan harga dan kelas di atasnya. Hal ini terkait dengan fitur keamanan. Kemungkinannya, dari kondisi ini kita akan menjumpai semakin banyak kecelakaan yang melibatkan mobil. Padahal dengan fitur keamanan standar yang tertanam di mobil massal saat ini saja kecelakaan masih kerap terjadi dengan adanya korban nyawa.
Ketika ada wacana tentang LCGC yang mencuat, publik sebenarnya bertanya-tanya apakah mobil tersebut adalah proyek mobil nasional ataukah mobil yang diproduksi oleh produsen mobil massal dengan label mobil murah. Dan ketika dalam kenyataan kita jumpai adanya LCGC dengan kisaran mobil berharga seratus jutaan (atau bahkan dibawahnya) ini, agaknya banyak masyarakat tersebut yang juga melihat bahwa kualitas serta fitur yang ditawarkan tidaklah sama dengan mobil dengan kisaran harga dua ratus jutaan.
Kemungkinan yang terjadi adalah pihak rental mobil pun akan mengkoleksi mobil murah tersebut. Hanya saja, harganya juga akan terbanting karena bandrol harga belinya pun tidak mahal. Bisa dipastikan kondisi ini juga akan menghancurkan Harga Standar Rental Mobil pada umumnya atau rental mobil yang mempunyai jajaran armada mobil 'standar' pada saat ini.
Tapi, ketika kita melihat adanya indikasi bahwa mobil LCGC tersebut kurang dari segi fitur, Rental Mobil Surabaya melihat bahwa hal ini bukanlah pesaing jajaran mobil saat ini dengan fitur keamanan standar. Jadi, rasanya jajaran armada Rental Mobil Murah di Surabaya pun tidak terpengaruh atau hanya terpengaruh sedikit karena Sewa Mobil Surabaya menggunakan mobil penumpang dengan cc bahan bakar yang tinggi. LCGC dengan tenaga dan konsumsi bahan bakar cc yang rendah (1000 - 1200 cc) pada umumnya akan beresiko jika digunakan antar-kota dengan jarak yang jauh. Belum lagi kemantapannya bila harus mengunyah tanjakan dan kelokan yang curam. Karena bobot LCGC ini juga tergolong ringan (meski sepeda motor masih relatif lebih ringan) sehingga beresiko pada kestabilannya jika digunakan di daerah berangin kencang.